Selasa, 10 Desember 2019

Resume Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), Lesson Study for Learning Community, dan Hubungan (keterkaitan)nya


Resume Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI),  Lesson Study for Learning Community, dan Hubungan (keterkaitan)nya

A.     Resume Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
a.     Pengertian PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia)
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang ‘real’ atau pernah dialami siswa, menekankan keterampilan proses ‘doing mathematics’, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri ‘student inventing’ sebagai kebalikan dari ‘tacher telling’ dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan adaptasi dari Realistik Mathematics Education (RME) karena menggunakan prinsip-prinsip dari RME itu sendiri. RME dikembangkan berlandaskan pernyataan Freudhenthal, yaitu bahwa matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia. Aktivitas disini seperti proses yang dilakukan siswa secara aktif untuk menemukan kembali suatu konsep matematika dengan bimbingan guru. Penggunaan kata “realistik” berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan”. Dijelaskan juga bahwa masalah yang disebut “realistik” karena dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real).

b.      Prinsip PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia)
Prinsip PMRI dalam pembelajaran RME terdapat tiga prinsip yang dapat dijadikan sebagai acuan penelitian untuk instructional design, yaitu :
1.    Penemuan terbimbing dan matematisasi progresif (guided reinvention and progressive mathematizing)
Melalui cara-cara penyelesaian masalah secara informal, siswa dengan sendirinya akan melakukan aktivitas penemuan kembali sifat-sifat atau teori-teori matematika yang sudah ada. Strategi informal siswa ini kemudian dibawa kedalam bentuk matematika formal. Pada kegiatan pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama sebagaimana konsep-konsep matematika ditemukan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendorong atau mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya.
2.    Fenomenologi didaktik (didactical phenomenology)
Situasi atau fenomena mendidik yang dimengerti oleh siswa akan memudahkan siswa dalam melakukan langkah-langkah penyelesaiannya karena siswa merasa membutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Berdasarkan prinsip fenomenologi didaktik ini, pemilihan permasalahan kontekstual yang digunakan dalam pembelajaran PMRI didasarkan atas dua alasan, yaitu: 1) untuk mengungkapkan berbagai macam aplikasi suatu topik harus diantisipasi dalam pembelajaran dan 2) mempertimbangkan kepantasan suatu permasalahan kontekstual digunakan sebagai poin-poin untuk suatu proses matematisasi progresif. Konsep matematika didapat dari proses menggeneralisasi dari penyelesaian masalah yang diberikan. Oleh karena itu, pada PMRI siswa mencoba mencapai dan merangkai penyelesaian masalah untuk membentuk pengetahuan mereka sendiri.
3.    Model yang dikembangkan sendiri (self developed models)
Kegiatan ini berperan sebagai jembatan antara pengetahuan bagi  siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau dari informal ke formal matematika. Siswa membuat atau menggunakan model dalam menyelesaikan masalah dengan suatu proses generalisasi dan formalisasi.

c.         Karakteristik PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia)
Lima karakteristik yang ada dalam Pendidikan Matematika Realistik Indonesia, yaitu :
1.    Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal (starting point) pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peragaatau situasi lain selama hal tersebut masih kontekstual / real dalampikiran siswa. Dengan menggunakan konteks, selain siswa dapat dilibatkan secara aktif untuk melakukan eksplorasi permasalahan tetapi juga dapat menumbuhkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam belajar matematika dan mengurangi kecemasan matematika atau mathematics anxiety.
2.    Penggunaan model matematisasi progresif
Model digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Model dalam matematika realistik merupakan jembatan penghubung dari situasi/konteks menuju ketahap formal matematika melalui proses matematisasi. Secara sederhana, matematisasi artinya suatu proses untuk mematematikakan suatu fenomena (Wijaya,2012). Dikenal model yang serupa atau mirip dengan masalah nyatanya, yang disebut “model of” dan dikenal juga dengan model yang mengarah kepemikiran abstrak atau formal, yang disebut “model for
3.    Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
Kontribusi yang besar pada proses belajar mengajar diharapkan dari konstruksi siswa sendiri yang mengarahkan mereka dari metode informal mereka ke arah yang lebih formal atau standar. Siswa bukanlah objek belajar melainkan subjek belajar. Dalam hal ini siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi mereka sendiri dalam pemecahan masalah sehingga diharapkan dapat diperoleh strategi yang bervariasi. Dari berbagai macam strategi yang digunakan siswa, siswa akan menyadari sendiri strategi mana yang paling efektif dalam memecahkan suatu masalah.
4.    Interaktivitas
Dalam pembelajaran jelas perlu sekali melaksanakan interaksi baik antar siswa dan siswa maupun antara siswa dan guru yang berperan sebagai fasilitator. Interaksi mungkin terjadi antara siswa dengan sarana atau antara siswa dengan matematika maupun lingkungan. Bentuk interaksi dapat berupa negosiasi secara eksplisit, intervensi, diskusi, memberikan penjelasan, komunikasi, kooperatif, dan evaluasi.
5.    Keterkaitan
Pendekatan  holistik, menunjukkan bahwa unit-unit belajar tidakakan dapat dicapai secara terpisah tetapi keterkaitan dan keterintegrasian harus dieksploitasi dalam pemecahan masalah. PMRI menempatkan keterkaitan (intertwinement) antara konsep matematika sebagai hal penting yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran karena pada dasarnya konsep-konsep matematika tidak bersifat parsial, banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan.

d.        Model Pembelajaran PMRI
Untuk mendesaian suatu model pembelajaran berdasarkan teori PMRI, model tersebut harus mempresentasikan karakteristik PMRI baik yang tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
1.    Tujuan
Dalam mendesain tujuan haruslah melingkupi tiga level tujuan dalam RME : lower level, middle level, and high level. Jika pada level awal lebih difokuskan pada ranah kognitif maka dua tujuan terakhir menekankan pada ranah afektif dan psikomotorik seperti kemampuan berargumentasi, berkomunikasi, justifikasi, dan pembentukan sikap kritis siswa.
2.    Materi
Desain suatu open material atau materi terbuka yang disituasikan dalam realistas. Berangkat dari konteks yang berarti, keterkaitan antara garis pelajaran terhadap unit atau topik lain yang real secara original, dan alat dalam bentuk model atau gambar, diagram, dan situasi atau simbol yang dihasilkan pada saat proses pembelajaran. Setiap konteks biasanya terdiri dari rangkaian soal-soal yang menggiring siswa kepenemuan konsep matematika suatu topik.
3.    Aktivitas
Atur aktivitas siswa sehingga mereka dapat berinteraksi sesamanya, diskusi, negosiasi, dan kolaborasi. Pada situasi ini mereka mempunyai kesempatan untuk bekerja, berfikir, dan berkomunikasi tentang matematika. Peranan guru hanya sebatas fasilitator atau pembimbing, moderator, dan evaluator.
4.    Evaluasi
Materi evaluasi biasanya dibuat dalam bentuk open-ended question yang memancing siswa untuk menjawab secara bebas dan menggunakan beragam strategi atau beragam jawaban atau free productions. Evaluasi harus mencakup formatif atau saat pembelajaran berlangsung.

B.       Lesson Study for Learning Community (LSLC)
a.      Pengertian Lesson Study for Learning Community (LSLC)
Lesson study adalah model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning  untuk membangun komunitas belajar. Menurut sako (2014) lesson study merupakan suatu sistem kegiatan, lesson study  bukanlah sebuah metode, pendekatan, strategi, ataupun sebuah model pembelajaran melainkan sebuah sistem kegiatan.

b.      Kegiatan dalam Lesson Study for Learning Community (LSLC)
Dalam lesson study terdiri dari 4 tahap kegiatan, yaitu :
1.      Plan
Tahap plan merupakan tahap penyusunan rencana secara informatif dalam sistem kegiatan pembelajaran LSLC, dimana para guru saling membahas dan mendalami materi pelajarannya, saling mempelajari berbagai media pembelajaran ataupun alat peraga serta bagaimana cara menjalankan tahap kegiatan inti.
2.      Do
Tahap do merupakan tahap pelaksanaan dimana perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada tahap ini ialah perangkat pembelajaran yang telah disusun bersama-sama oleh para guru ataupun dosen. Dimana salah satu guru ditunjuk menjadi guru/dosen model dan guru/dosen yang lain sebagai observer, dimana para observer mengamati setiap aktifitas yang dilakukan oleh siswa.
3.      See
Tahap see merupakan tahap dimana guru/dosen yang menjadi guru/dosen model bersama-sama dengan observer merefleksikan bagaiamana pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada tahap do, guru/dosen model menyampaikan perasaan mereka ketika mengajar tadi lalu para observer menyampaikan hasil observasi mereka dimana para observer fokus pada kegiatan siswanya bukan pada cara guru mengajar.
4.      Redesign.
Tahap redesign merupakan tahap dimana para guru/dosen bersama-sama mendesign kembali perangkat pembelajaran apabila masih terdapat kekurangan pada saat pelaksanaan do sehingga perangkat pembelajaran yang didesain bersama menjadi lebih efektif dan baik.

c.       Langkah kegiatan dalam Lesson Study for Learning Community (LSLC).
Langkah-langkah kegiatan yang ada pada kegiatan lesson study adalah :
1.      Diadakan pertemuan dalam kelompok besar, dimana dosen/guru model mempresentasikan secara garis besar RPP yang telah disiapkan sebelumnya.
2.      Kelompok dibagi menjadi empat kelompok kecil. Kegiatan yang dilakukan masing-masing kelompok kecil adalah mengkritisi alur RPP dan dampak pada siswa, mengkritisi pengelolaan waktu dan kelas, mengkritisi jenis pertanyaan /penugasan yang digunakan, dan menyusun perangkat assessment.
3.      Peserta berkumpul kembali dalam kelompok besar untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kecil dan sekaligus memberi masukkan pada dosen/guru model tentang RPP-nya.
4.      Secara bersama sama peserta meninjau kembali RPP menjadi RPP final yang siap dilaksanakan pada kegiatan “do”.
5.      Guru/dosen model mempresentasikan hasil RPP final untuk pengecekan terakhir.
6.      Peserta melakukan penyusunan lembar pengamatan.

C.  Keterkaitan antara PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia), Lesson Study for Learning Community (LSLC), dan Design Reseacrh.
Design Research merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan local intructional theory (LIT) yang dihasilkan dari kerja sama antara peneliti dan guru/dosen model agar menghasilkan kualitas pengajaran yang baik. Sebelum menghasilkan LIT yang baik, terlebih dahulu perlu dirancangnya hypothetical learning trajectory (HLT) yang merupakan suatu hipotesa (dugaan) dari masalah situasional yang kontekstual ke matematika formal dalam proses pembelajaran. Terdiri 3 komponen HLT, yaitu 1) tujuan pembelajaran, 2) aktivitas pembelajaran, dan 3) dugaan dalam proses pembelajaran. Dalam merancang HLT terkhususnya pada aktivitas pembelajaran dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. PMRI merupakan salah pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
PMRI merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang menggunakan kehidupan sehari-hari atau dunia nyata untuk pengembangan ide dan konsep matematika dimana pengajar sebagai fasilitator belajar, mediator, dan evaluator, baik penilaian proses maupun penilaian produk. Namun faktanya pada pelaksanaan proses pembelajaran, guru masih kesulitan dalam menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif, hal ini dikarenakan masih ada beberapa siswa yang tidak aktif dan menggantungkan hasil jawabannya dengan teman yang lain.
Proses diskusi didalam kelas masih didominan oleh kelompok pandai, sedangkan untuk kelompok yang kurang pandai cenderung pasif pada proses diskusi. Dalam pembelajaran seharusnya seluruh siswa dapat memahami materi yang diberikan oleh guru tanpa ada siswa di kelas yang merasa bingung, merasa rendah diri, sehingga hak belajar siswa dapat terjamin dan hal tersebut merupakan tujuan dari learning community. Penerapan learning community siswa dalam proses pembelajaran dapat dikondisikan sebagai berikut :
1.    Setiap siswa yang masih belum memahami materi wajib bertanya kepada teman yang lebih memahamitanpa harus malu.
2.    Setiap siswa yang sudah memahami materi wajib menjelaskan kepada teman yang belum paham apabila teman yang belum paham tersebut meminta bantuan.
3.    Apabila siswa yang belum paham bertanya kepada guru, maka tugas guru adalah menyuruh siswa tersebut bertanya kepada teman yang sudah paham atau sudah mengerti dengan materi.
Dari uraian diatas LSLC merupakan sistem yang dapat diterapkan untuk mendukung suatu proses pembelajaran dengan pendekatan PMRI.

Kamis, 20 April 2017

Kamis, 13 April 2017

Kamis, 09 Maret 2017

LKPD Soal Materi Perbandingan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) SOAL

            MATA PELAJARAN                         : MATEMATIKA
KELAS/SEMESTER                          : VII / 1 (SATU)
            MATERI                                             : PERBANDINGAN
            ALOKASI WAKTU                          : 20 MENIT

      A.    PETUNJUK BELAJAR :
1.      Cermati informasi pendukung yang diberikan
2.      Kerjakan semua soal secara berkelompok

       B.     KOMPETENSI DASAR
3.10 Menganalisis perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan menggunakan tabel data,  grafik, dan persamaan

       C.    INDIKATOR
3.10.2    Menyelesaikan masalah perbandingan senilai dengan menggunakan ;
a.    tabel data
b.   grafik
c.    persamaan
3.10.3    Menyelesaikan masalah perbandingan berbalik nilai dengan menggunakan ;
a.    tabel data
b.   grafik
c.    persamaan

         D.    INFORMASI PENDUKUNG





     E.     TUGAS AKTIVITAS
1.    Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 6 orang dalam waktu 10 hari. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan itu apabila dikerjakan oleh 3 orang?
Petunjuk jawaban latihan
a.         Gunakan persamaan untuk memperkirakan banyak waktu yang dibutuhkan
b.         Gunakan simbol untuk mencari waktu yang dibutuhkan pekerja
c.         Berdasarkan persamaan gunakan konsep perbandingan berbalik nilai.
  2.  Andi memiliki sepeda motor matic baru berkapasitas 150 cc. Dia tahu bahwa sepeda motor matic 150 cc memerlukan 1 liter pertamax untuk menempuh jarak 50 km. Berapa liter pertamax yang andi butuhkan untuk pergi dari Kota Surabaya ke Banyuwangi yang berjarak 300 km?
Petunjuk jawaban soal
a.     Gunakan persamaan untuk memperkirakan banyak pertamax yang diperlukan untuk menempuh jarak 300 km
b.       Gunakan simbol untuk mengganti jarak yang ditempuh dan banyak petamax
c.       Berdasarkan persamaan berbanding lurus gunakan perkalian silang pada persamaan
   3.  Diki mengendarai sepeda motor dan menempuh jarak 480 km ketika mudik. Setiap kali mudik, dia mencoba dengan kecepatan rata-rata yang berbeda dan mencatat lama perjalanan. Tabel di bawah ini menunjukkan kecepatan rata-rata motor dan waktu yang ditempuh.
Kecepatan rata-rata (x) (km/jam)
80
75
60
40
Waktu (y) (jam)
6
6,4
8
12
Diki menguji tabel yang dibuatnya untuk mengetahui hubungan antara kecepatan dan waktu selama perjalanan yang berjarak 480 km. Hubungan apakah antara kecepatan dan  yang ditempuh selama perjalanan yang berjarak 480 km? Bagaimanakah persamaan yang dapat kalian buat untuk menyatakan hubungan kecepatan rata-rata (x) dan waktu tempuh (y). Diki ingin mengetahui lama perjalanan yang ditempuh jika dia mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam. Lalu berapa lama perjalanan yang ditempuh jika dia mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam ? 

Petunjuk jawaban latihan
a.     Gunakan perbandingan  tidak selalu sama. Sedangkan x × y adalah konstan, yang selalu sama. Karena hasil kali dua variabel adalah konstan, kondisi ini dikatakan perbandingan berbalik nilai. y berbanding terbalik terhadap x. Hubungan ini dapat ditunjukkan oleh persamaan x y = k, atau . k adalah konstanta. 
b.   Gunakan persamaan untuk menentukan waktu yang ditempuh dengan kecepatan 50 km/jam. Dengan mensubstitusi 50 km/jam untuk nilai x, dapat ditentukan nilai  y, waktu yang ditempuh

Kamis, 09 Februari 2017

RPP Perbandingan dengan Model Discovery Learning

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 

        Satuan Pendidikan           : SMP N 6 Sekayu 
Mata Pelajaran                 : Matematika\
            Kelas/Semester                  : VII (tujuh) / 2 (dua)
  Materi Pokok                    : Perbandingan 
                        Alokasi Waktu                   : 2 pertemuan (4 x 40 menit)  

1.     Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
2.    Kompetensi Dasar dan Indikator

KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
3.10 Menganalisis perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan menggunakan tabel data,  grafik, dan persamaan
           3.10.1    Menganalisis perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai berdasarkan masalah
           3.10.2    Menyelesaikan masalah perbandingan senilai dengan menggunakan ;
a.       tabel data
b.      grafik
c.       persamaan
            3.10.3    Menyelesaikan masalah perbandingan berbalik nilai dengan menggunakan ;
a.       tabel data
b.      grafik
c.       persamaan
4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan berbalik nilai
           4.10.1    Memecahkan masalah yang melibatkan ;
a.       perbandingan senilai
b.      perbandingan berbalik nilai
            4.10.2    Menerapkan perbandingan senilai dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari
            4.10.3    Menerapkan perbandingan berbalik dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari
            4.10.4    Memberikan contoh perbandingan senilai  dalam kehidupan sehari-hari
           4.10.5    Memberikan contoh perbandingan berbalik nilai dalam kehidupan sehari-hari

3.     Tujuan Pembelajaran
No. Indikator
Tujuan Pembelajaran
3.10.1
1.  Melalui diskusi, siswa dapat menganalisis perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai berdasarkan masalah
3.10.2
1.  Melalui latihan, siswa dapat  menyelesaikan masalah perbandingan senilai dengan menggunakan ;
a.         tabel data
b.        grafik
c.         persamaan
3.10.3
1.  Melalui latihan, siswa dapat menyelesaikan masalah perbandingan berbalik nilai dengan menggunakan ;
a.         tabel data
b.        grafik
c.         persamaan
4.10.1
1.  Melalui diskusi, siswa dapat memecahkan masalah yang melibatkan ;
a.         perbandingan senilai
b.        perbandingan berbalik nilai
4.10.2
1.  Melalui pengamatan, siswa dapat menerapkan perbandingan senilai dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari
4.10.3
1.  Melalui pengamatan, siswa dapat menerapkan perbandingan berbalik nilai dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari
4.10.4
1.  Melalui pengamatan, siswa dapat memberikan contoh perbandingan senilai  dalam kehidupan sehari-hari
4.10.5
1.  Melalui pengamatan, siswa dapat memberikan contoh perbandingan berbalik nilai dalam kehidupan sehari-hari

4.   MATERI PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTAMA
4.1. Materi pada kegiatan pembelajaran pertama

No
Struktur Isi
Yang Ada Dalam Pembelajaran
1
Fakta
Simbol Perbandingan
2
Konsep
Pengertian Perbandingan Senilai
3
Prinsip Dan Aturan
Sifat-sifat perbandingan senilai
4
Prosedur
1.  Menganalisis perbandingan senilai berdasarkan masalah
2.  Menyelesaikan masalah perbandingan senilai dengan menggunakan berbagai cara (tabel data, grafik, dan persamaan)
3.  Memecahkan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai
4.  Menerapkan perbandingan senilai dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari
5.  Memberikan contoh perbandingan  senilai kehidupan sehari-hari

4.2. Materi pada kegiatan pembelajaran kedua
No
Struktur Isi
Yang Ada Dalam Pembelajaran
1
Fakta
Simbol perbandingan
2
Konsep
Pengertian perbandingan berbalik nilai
3
Prinsip Dan Aturan
Sifat-sifat perbandingan berbalik nilai
4
Prosedur
1.  Menganalisis perbandingan berbalik nilai berdasarkan masalah
2.  Menyelesaikan masalah perbandingan berbalik nilai dengan menggunakan berbagai cara (tabel data, grafik, dan persamaan)
3.  Memecahkan masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai
4.  Menerapkan perbandingan berbalik nilai dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari
5.  Memberikan contoh perbandingan berbalik nilai kehidupan sehari-hari

5.    Metode Pembelajaran
  a.     Pendekatan Pembelajaran    : Kontekstual.
  b.     Model Pembelajaran              : Discovery Learning.
  c.     Metode Pembelajaran            : Penemuan, diskusi kelompok, presentasi, dan
            pemberian tugas
6.   Media Pembelajaran
 1.    Alat Peraga

7.    Sumber Belajar
1.  Abdur Rahman As'ari, M. T. (2016). Matematika SMP/MTs kelas VII semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
2.   Lembar kerja peserta didik (LKPD)

8.   Langkah-langkah Pembelajaran
8.1     Kegiatan Pembelajaran pertemuan pertama
Tahap
Fase
Kegiatan
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1.   Dengan tanya jawab, siswa diingatkan tentang operasi hitung pecahan
2.    Guru menjelaskan manfaat materi perbandingan senilai
3.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (60 menit)
Fase 1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
1.    Guru meminta siswa untuk membentuk sebuah kelompok
2.    Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan masalah yang terdapat pada LK-1 tentang penyelesaikan masalah perbandingan senilai dengan menggunakan berbagai cara (tabel data, grafik, dan persamaan)
Fase 2. Problem Statement (pertanyaan/identifikasi masalah)
1.    Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah pada LK-1 tentang penyelesaikan masalah perbandingan senilai dengan menggunakan berbagai cara (tabel data, grafik, dan persamaan)
Fase 3. Data Collection (pengumpulan data)
1.    Guru memberikan LK-2  tentang masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai di kehidupan sehari-hari kepada siswa
2.    Secara berkelompok, siswa diminta untuk mendiskusikannya
3.    Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dalam kelompok
4.    Siswa diminta untuk mencari informasi dengan membaca buku untuk memperoleh pemahan tentang perbandingan senilai
5.    Siswa menyampaikan hasil diskusinya
6.    Guru memfasilitasi diskusi kelas tetang perbandingan senilai
Fase 4. Data Processing (pengolahan data)
1.    Siswa menyelesaikan LK-2 tentang masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai di kehidupan sehari-hari kepada siswa
Fase 5. Verification (pembuktian)
1.      Melalui presentasi, guru membimbing siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban 
Fase 6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi
1.    Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasa mereka sendiri
Kegiatan Penutup (10 Menit)

1.    Siswa menyimpulkan tentang bagaimana langkah-langkah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai
2.      Guru memberikan PR pengayaan mengenai materi perbandingan senilai
3.      Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan pesan kepada siswa untuk tetap belajar dirumah

8.2  Kegiatan Pembelajaran pertemuan kedua
Tahap
Fase
Kegiatan
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1.    Dengan tanya jawab, siswa diingatkan tentang operasi hitung pecahan
2.    Guru menjelaskan manfaat materi perbandingan berbalik nilai
3.    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (60 menit)
Fase 1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
1.    Guru meminta siswa untuk membentuk sebuah kelompok
2.    Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan masalah yang terdapat pada LK-3 tentang penyelesaikan masalah perbandingan senilai dengan menggunakan berbagai cara (tabel data, grafik, dan persamaan)
Fase 2. Problem Statement (pertanyaan/identifikasi masalah)
1.    Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah pada LK-3 tentang penyelesaikan masalah perbandingan berbalik nilai dengan menggunakan berbagai cara (tabel data, grafik, dan persamaan)
Fase 3. Data Collection (pengumpulan data)
1.    Guru memberikan LK-4 tentang masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai di kehidupan sehari-hari kepada siswa kepada siswa
2.    Secara berkelompok, siswa diminta untuk mendiskusikannya
3.    Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dalam kelompok
4.    Siswa diminta untuk mencari informasi dengan membaca buku untuk memperoleh pemahan tentang perbandingan berbalik nilai
5.    Siswa menyampaikan hasil diskusinya
6.    Guru memfasilitasi diskusi kelas tetang perbandingan senilai
Fase 4. Data Processing (pengolahan data)
1.    Guru membimbing siswa dalam pengerjaan LK-4 tentang masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai di kehidupan sehari-hari kepada siswa
Fase 5. Verification (pembuktian)
1.    Melalui presentasi, guru membimbing siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban 
Fase 6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi
1.    Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasa mereka sendiriEdit
Kegiatan Penutup (10 Menit)

1.    Siswa menyimpulkan tentang bagaimana langkah-langkah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai
2.    Guru memberikan PR pengayaan mengenai materi perbandingan berbalik nilai
3.    Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan pesan kepada siswa untuk tetap belajar dirumah

9.    Penilaian
a.       Afektif
Teknik      : Observasi
Instrumen : Terlampir
b.      Kognitif
Teknik      : Tes
Instrumen : Terlampir
c.       Psikomotorik
Teknik      : Tes
Instrumen : Terlampir
www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com